Masyarakat tengah resah. Ada 2 faktor diantaranya pembuat resah yang kemunculannya hampir bersamaan. Yang pertama mengenai rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Yang kedua mengenai kasus SMS berisi pesan santet.
Kenaikan harga BBM tentu saja membuat resah masyarakat karena menyangkut hajat hidup mereka. Hal ini menyangkut mengepul tidaknya dapur mereka. Harga-harga semakin membumbung. Sementara daya beli mereka tidak berubah. Dengan apalagi mereka akan bertahan hidup dan melanjutkan kehidupan?
Sementara kasus SMS santet juga mendapat perhatian karena sudah memakan korban. Hal seperti ini juga mencemaskan masyarakat yang masih percaya kepada hal mistik di tengah majunya teknologi. Akhirnya keduanya (mistik dan teknologi) dipadu dalam kehidupan modern seperti sekarang ini.
Kedua hal ini seolah muncul secara bersamaan. Lalu apa hubungan kedua masalah itu?
Apakah SMS santet sengaja dimunculkan untuk mengalihkan fokus masyarakat?
Kabag Humas Ditjen Postel Depkominfo, Gatot S. Dewabroto menyangkal membiarkan berkembangnya SMS santet itu terdramatisir sehingga isu kenaikan BBM teralihkan dan tidak menjadi fokus utama. Menurut pernyatannya di salah satu situs berita hari ini (Senin, 12/5/2008), Depkominfo telah melakukan monitoring secara intensif terhadap penyebaran SMS santet tersebut.
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa merebaknya SMS santet adalah buah persaingan tidak sehat antar operator telepon seluler. Buktinya nomor-nomor yang ada dalam SMS santet itu adalah nomor operator seluler tertentu.
Atau bisa juga kasus ini adalah cara jitu mendongkrak pamor operator tertentu.
Kenaikan harga BBM tentu saja membuat resah masyarakat karena menyangkut hajat hidup mereka. Hal ini menyangkut mengepul tidaknya dapur mereka. Harga-harga semakin membumbung. Sementara daya beli mereka tidak berubah. Dengan apalagi mereka akan bertahan hidup dan melanjutkan kehidupan?
Sementara kasus SMS santet juga mendapat perhatian karena sudah memakan korban. Hal seperti ini juga mencemaskan masyarakat yang masih percaya kepada hal mistik di tengah majunya teknologi. Akhirnya keduanya (mistik dan teknologi) dipadu dalam kehidupan modern seperti sekarang ini.
Kedua hal ini seolah muncul secara bersamaan. Lalu apa hubungan kedua masalah itu?
Apakah SMS santet sengaja dimunculkan untuk mengalihkan fokus masyarakat?
Kabag Humas Ditjen Postel Depkominfo, Gatot S. Dewabroto menyangkal membiarkan berkembangnya SMS santet itu terdramatisir sehingga isu kenaikan BBM teralihkan dan tidak menjadi fokus utama. Menurut pernyatannya di salah satu situs berita hari ini (Senin, 12/5/2008), Depkominfo telah melakukan monitoring secara intensif terhadap penyebaran SMS santet tersebut.
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa merebaknya SMS santet adalah buah persaingan tidak sehat antar operator telepon seluler. Buktinya nomor-nomor yang ada dalam SMS santet itu adalah nomor operator seluler tertentu.
Atau bisa juga kasus ini adalah cara jitu mendongkrak pamor operator tertentu.
Meskipun demikian, pendapat bahwa SMS santet itu adalah pengalih perhatian dari masalah kenaikan harga BBM masih cukup kuat. Mengingat trend pra kenaikan BBM sebelum-sebelumnya. Biasanya ada kasus lain yang dimunculkan untuk meredam atau mengalihkan perhatian dari fokus kenaikan yang memang sangat ditentang oleh sebagian besar masyarakat. Bahkan ada yang mensinyalir ini melibatkan intelijen segala.
Mana yang benar? Wallahua'lam.
Namun apapun alasan dan motifnya, yang jelas, kasus-kasus di atas membuat keresahan di masyarakat. Dan keduanya adalah kedzaliman terhadap pihak lain. Kenaikan BBM adalah kedzaliman pemerintah terhadap rakyat, sementara SMS santet adalah kedzaliman pihak tertentu kepada pihak lainnya. Apakah sumbernya sama? "Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang" jawab lagu Ebiet G. Ade.
1 komentar:
yupz,, bener,.''
Posting Komentar