Untuk sebagian bangsa-bangsa Asia, khususnya di bagian utara mulai dari daratan Cina ke timur, angka 4 dipercaya merupakan simbol bencana, tidak mendatangkan keberuntungan, dan berbagai kepercayaan yang mengarah pada sebuah kegagalan.
Dalam sebagian besar bahasa Asia Timur, angka empat (4), seperti pada bahasa Mandarin dan berbagai dialek bangsa Cina lainnya, berbunyi si (baca se) yang juga mempunyai arti lain, yaitu mati.
Itu sebabnya, di sebagian besar lift yang ada di Hongkong atau nomor-nomor apartemen di Taiwan angka 4 ini jarang sekali digunakan. Seperti angka 13 yang dipercaya membawa celaka di berbagai negara lain, angka 4 menjadi tabu untuk digunakan.
Kepercayaan ini dianut bukan oleh kalangan orang awam saja, bahkan perusahaan Canon di Jepang pun takut oleh angka 4 ini sehingga untuk model digital camera nya, mereka tidak berani menggunakan nama model PowerShot G4 melainkan langsung melompat dari PowerShot G3 menjadi G5.
Bahkan ada satu hotel di Jakarta dimana pemiliknya begitu percaya sekali terhadap ramalan feng shui, sehingga di seluruh hotel miliknya tidak ada satu pun angka 4, mulai dari no kamar s/d no lift, boro-boro angka 4, angka yang bisa dijumlahkan menjadi 4 pun telah dihilangkan sama sekali seperti angka 13 (1+3) atau 22 (2+2) atau 24.
Sedangkan untuk ruangan para eksekutifnya yang diberi nama "Executive Club", sengaja khusus diletakan dilantai tingkat 29 agar para tamu eksekutif nya bisa mendapat dua kali hoki, sebab angka sembilan itu adalah angka hokie, dari sebab itulah kebanyakan restoran kaki lima diberi nama 99.
Pada saat perancangan hotel ini pun telah di datangkan khusus ahli feng shui dari China, sehingga mulai dari warna sampai dengan letak tata ruangannya diatur dengan ketat berdasarkan aturan feng shui, begitu juga tanggal dan hari-hari penting, mulai dari pelaksanaan pembangunan gedungnya pun telah diatur oleh feng shui.
Sehingga tanggal pembukaannya pun agar bisa bawa hokie, diatur khusus pada bulan 9 (September) tahun 2001
Jadi, secara teori dan berdasarkan aturan feng shui hotel ini bisa membawa hokie berat dan berhasil bagi si pemiliknya, hanya sayangnya hal yang kebalikannya terjadi.
Hotel tersebut tidak laku karena dua minggu sebelumnya pembukaan gedung WTC di New York di bom, sehingga bisnis pariwisata terpuruk berat, bahkan hotel itu sendiri dua tahun kemudian kena bom.
Hotel yang dimaksud diatas ini adalah hotel J.W. Marriott di Kuningan, Jakarta. Jadi rupanya ramalan feng shui itu bukanlah merupakan satu jaminan mutlak.
Bahkan sang pemilik Hotel tersebut, Tan Kian, akhirnya terjerat kasus korupsi PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri), padahal ia sudah pasang pagar kuat sebanyak tujuh lapis dengan segala ilmu feng shui, maupun numorologi perhitungan hari sial dan hari untung, tetapi kenapa kok bisa jadi buntung juga ?
Dalam sebagian besar bahasa Asia Timur, angka empat (4), seperti pada bahasa Mandarin dan berbagai dialek bangsa Cina lainnya, berbunyi si (baca se) yang juga mempunyai arti lain, yaitu mati.
Itu sebabnya, di sebagian besar lift yang ada di Hongkong atau nomor-nomor apartemen di Taiwan angka 4 ini jarang sekali digunakan. Seperti angka 13 yang dipercaya membawa celaka di berbagai negara lain, angka 4 menjadi tabu untuk digunakan.
Kepercayaan ini dianut bukan oleh kalangan orang awam saja, bahkan perusahaan Canon di Jepang pun takut oleh angka 4 ini sehingga untuk model digital camera nya, mereka tidak berani menggunakan nama model PowerShot G4 melainkan langsung melompat dari PowerShot G3 menjadi G5.
Bahkan ada satu hotel di Jakarta dimana pemiliknya begitu percaya sekali terhadap ramalan feng shui, sehingga di seluruh hotel miliknya tidak ada satu pun angka 4, mulai dari no kamar s/d no lift, boro-boro angka 4, angka yang bisa dijumlahkan menjadi 4 pun telah dihilangkan sama sekali seperti angka 13 (1+3) atau 22 (2+2) atau 24.
Sedangkan untuk ruangan para eksekutifnya yang diberi nama "Executive Club", sengaja khusus diletakan dilantai tingkat 29 agar para tamu eksekutif nya bisa mendapat dua kali hoki, sebab angka sembilan itu adalah angka hokie, dari sebab itulah kebanyakan restoran kaki lima diberi nama 99.
Pada saat perancangan hotel ini pun telah di datangkan khusus ahli feng shui dari China, sehingga mulai dari warna sampai dengan letak tata ruangannya diatur dengan ketat berdasarkan aturan feng shui, begitu juga tanggal dan hari-hari penting, mulai dari pelaksanaan pembangunan gedungnya pun telah diatur oleh feng shui.
Sehingga tanggal pembukaannya pun agar bisa bawa hokie, diatur khusus pada bulan 9 (September) tahun 2001
Jadi, secara teori dan berdasarkan aturan feng shui hotel ini bisa membawa hokie berat dan berhasil bagi si pemiliknya, hanya sayangnya hal yang kebalikannya terjadi.
Hotel tersebut tidak laku karena dua minggu sebelumnya pembukaan gedung WTC di New York di bom, sehingga bisnis pariwisata terpuruk berat, bahkan hotel itu sendiri dua tahun kemudian kena bom.
Hotel yang dimaksud diatas ini adalah hotel J.W. Marriott di Kuningan, Jakarta. Jadi rupanya ramalan feng shui itu bukanlah merupakan satu jaminan mutlak.
Bahkan sang pemilik Hotel tersebut, Tan Kian, akhirnya terjerat kasus korupsi PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri), padahal ia sudah pasang pagar kuat sebanyak tujuh lapis dengan segala ilmu feng shui, maupun numorologi perhitungan hari sial dan hari untung, tetapi kenapa kok bisa jadi buntung juga ?
Berhati-hatilah dengan kepercayaan seperti itu karen sesungguhnya hal itu termasuk sebahagian dari syirik. Dan dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah Swt.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
(QS. An-Nisa: 48)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar