
Menilik namanya, infotainment seharusnya berisi berita-berita yang menghibur. Atau paling tidak materinya adalah berita tentang hiburan atau dunia hiburan.
Tetapi kenyataannya tidaklah selalu demikian. Tayangan infotainment sekarang ini lebih banyak berisi berita tentang kehidupan pribadi pelaku seni/hiburan. Sehingga yang lebih sering berkelebat di layar kaca adalah berita tentang pasangan barusi artis, putusnya hubungan si artis dengan pacarnya, selingkuh artis, perceraian artis, kegiatan artis, gaun si artis, kekayaan si artis, dan sejenisnya. Berita-berita yang seharusnya hanya menjadi konsumsi terbatas, malah menjadi konsumsi public. Sesuatu yang seharusnya disimpan rapat-rapat malah dinikmati oleh banyak orang.
Yang lebih menyedihkan lagi, acara infotainment ini sering dimanfaatkan oleh si pelaku untuk mendongkrak popularitasnya. Tidak heran jika ada pelaku seni yang lama tidak terliput akan melakukan hal-hal yang menarik perhatian para pemburu berita, walau harus mengorbankan rasa malunya dengan membuka aibnya sendiri. Bahkan kalau perlu konferensi pers dengan mengundang sejumlah wartawan infotainment agar meliputnya. Tentu saja agar popularitasnya tidak hilang yang bisa berujung pada hilangnya peluang untuk “dipakai” lagi.

Hal lain yang perlu juga dikritisi dari materi infotainment ialah bahwa unsur yang sering ditonjolkan dalam berita adalah gaya hidup pelaku seni. Ukuran materi, gaya hidup hedonis, permisif, dan sebangsanya seolah-olah telah menjadi tolak ukur dalam kehidupan masyarakat saat ini. Tak heran jika dalam kondisi sulit akibat dicabutnya subsidi BBM oleh pemerintah seperti sekarang ini, masih banyak juga artis yang tidak peka terhadap kondisi sekitarnya. Bahkan sengaja diliput agar tetap popular.
Jika demikian kondisi infotainment, kita perlu mengkaji ulang masih perlukah kita menyaksikan acara semacam ini. Karena alih-alih memberikan hiburan, yang ada malah menyebarluaskan hadharah negative, opini hitam, dan mengungkap aib seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar