Jumat, 04 Juli 2008

Dongeng Lagi

Banyak diantara orang tua merasa kurang ’nyaman’ mendongengi buah hatinya dengan beberapa alasan, bisa capek, malas, tidak bisa cerita, tidak punya bahan cerita, tidak punya pengalaman mendongeng, suaranya tidak bagus dan masih banyak alasan lain untuk menolak permintaan si kecil yang sangat sederhana.

Jika kita tahu betapa berharga dan pentingnya satu cerita di satu penggalan malam bagi buah hati kita, tentunya berbagai rangkaian alasan takkan keluar dari lisan kita.

Membangun Karakter Anak Dengan Dongeng

Masa kanak-kanak merupakan fase yang paling subur untuk melakukan pembinaan keilmuan dan pemikiran. Pada masa ini daya tangkap dan daya serap otak mereka berada pada kemampuan maksimal; dada mereka lebih longgar dan lebih hapal terhadap apa yang mereka dengar.

”Siapa yang mempelajari al-Quran ketika masih muda, maka al-Quran itu akan menyatu dengan daging dan darahnya. Siapa yang mempelajarinya ketika dewasa, sedangkan ilmu itu akan lepas darinya dan tidak melekat pada dirinya, maka ia mendapatkan pahala dua kali.“ (HR al-Baihaqi, ad-Dailami, dan al-Hakim).

Terlebih lagi dari hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut :

1. Usia dini (lahir -6 tahun) merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukn bagi anak di masa depan, disebut juga masa keemasan (golden age).

2. Hasil penelitian di bidang Neorologi (Osbon, White, Bloom) menunjukkan bahwa perkembangan intelektual usia sejak lahir – 4 tahun mencapai 50%; usia 4 tahun – 8 tahun mencapai 80% dan usia 8 tahun – 18 tahun mencapai 100%.

3. Stimulasi otak menunjukkan bahwa pertumbuhan otak anak ditentukan bagaimana cara orang tua mengasuh, memberi asupan makanan dan memberikan stimulasi psikososial (jarang disentuh atau diajak bermain), serta lingkungan yang miskin untuk bisa dieksplorasi anak.


Salah satu kegiatan menstimulus (merangsang) kecerdasan buah hati adalah dengan mendongeng. Mendongeng adalah suatu aktivitas bercerita suatu kisah entah khayal atau nyata yang biasanya diceritakan pada masa kanak-kanak. Dan biasanya cerita dongeng itu masih teringat oleh kita hingga dewasa karena di sana kita masih kecil dan minat mendengar dongeng kuat sekali alias kemampuan belajar tentang sesuatu di luar kita cukup besar.

”Belajar di waktu muda seperti menulis di atas batu sedangkan belajar di waktu tua seperti menulis di permukaan air.“

Kisah mempunyai pengaruh yang kuat terhadap jiwa, maka seorang pendidik dan orang tua selayaknya memperbanyak kisah-kisah yang bermanfaat dan itu banyak sekali terdapat dalam Al-Quran Al Karim dan sunnah-sunnah yang suci diantaranya, Kisah Ashabul Kahfi (penghuni gua), bertujuan untuk membentuk generasi yang beriman kepada Alloh, cinta kepada tauhid dan membenci kepada kemusyrikan. Kisah Isa alahi wasallam, bertujuan untuk menjelaskan bahwa beliau adalah hamba Allah dan bukan anak Allah sebagaimana anggapan kaum Nashrani, Kisah Yusuf alahi sallam, diantara tujuannya adalah untuk memperingatkan agar jangan sampai terjadi pergaulan campur aduk antara laki-laki dan perempuan, sebab akan membawa akibat yang sangat jelek, Kisah Yunus alahi wasallam, bertujuan untuk menekankan agar selalu ber-isti’anah (meminta pertolongan) hanya kepada Allah saja, lebih-lebih ketika ditimpa musibah.

Kisah orang-orang yang terperangkap dalam gua yaitu kisah yang diceritakan oleh Nabi sallallahu”alaihi wa sallam untuk mengajarkan kepada para sahabatnya tentang bertawassul kepada Alloh dengan amal-amal sholeh seperti ridho kepada orang tua, memenuhi hak-hak pemiliknya, dan meninggalkan zina karena takut karena Alloh. Dan sunnah nabawiyah penuh dengan kisah-kisah yang bermanfaaat.


Peran Dongeng Digantikan Televisi

Saat ini, peran dongeng sudah tergantikan oleh media televisi. Kebiasaan mendongeng para orangtua sekarang banyak ditinggalkan, dan anak hanya diputarkan televisi untuk menonton film-film animasi, bahkan sinetron. Ini sangat berbahaya, apalagi tidak didampingi orangtua. Anak memang berimajinasi, tapi menjadi sangat berbahaya kalau imajinasinya itu negatif karena menirukan tokoh kartun yang sangat berbeda dengan karakter manusia.

Sekarang coba kita renungkan bagaimanakah kalau kisah seperti Teletubies yang tokoh-tokohnya tidak jelas karakter wanita- prianya juga pembimbingnya bukan bapak ibu tapi dewa matahari(si bayi) dan si penyedot debu … Sinchan dengan gaya tololnya dan kesukaan pada hal ”ngeres”/porno apalagi bapaknya dan ibunya yang kejam….Power Rangers, Ksatria Baja Hitam, dan semacamnya yang menggambarkan bahwa segala permasalahan hanya bisa dipecahkan dengan kekerasan/perkelahian. Doraemon dan tokoh-tokohnya yang pemalas (si Nobita), kejam (si Giant), licik dan sombong (si Tsuneo), penolong bak Dewa Serba Bisa (si Doraemon)..Tom & Jery, Donal Bebek dan semacamnya dikisahkan pada anak-anak..yang penuh adegan kekerasan dan penipuan untuk menghancurkan musuh di ajarkan pada anak didik kita. BAGAIMANAKAH NASIB GENERASI PENGGEMAR KISAH-KISAH INI !!!.

Setiap orang tua HARUS Bisa Mendongeng

Coba kalau kita bertanya kepada para orang tua secara acak, siapakah yang menginginkan anaknya menjadi anak nakal, liar, dan kurang ajar ? Jawabannya, pasti, TIDAK ADA ! Siapapun orang tuanya, bahkan maling sekalipun tidak akan berdoa anaknya kelak menjadi maling seperti dirinya. Artinya, semua orang tua senantiasa mempunyai harapan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Pertanyaannya, kapan saat yang tepat bagi orang tua untuk menyampaikan harapan-harapan yang baik bagi si anak ? Betul. Saat buah hati kita menjelang tidur. Konon saat-saat menjelang tidur adalah saat yang efektif untuk menanamkan sesuatu ke alam bawah sadar anak. Sesuatu yang ditanamkan ke alam bawah sadar, secara berulang-ulang dan terus menerus, bisa sangat signifikan pengaruhnya. Itulah yang dikatakan sebagai teori hypnotherapy. Terlebih dengan suara lembut ibu, serta usapan jemarinya di kepala menumbuhkan ketenangan pada buah hati.

Nah Bapak Ibu, tunggu apa lagi ? Segera tanamkan nilai-nilai yang mulia bagi anak-anak kita, jika kita menginginkan mereka menjadi anak-anak sholeh, anak-anak hebat yang berdiri di barisan terdepan berjuang membela agama Allah.


(sumber : qathrunnadacom dengan editing)

Tidak ada komentar: