Selasa, 02 September 2008

Puasa = Bau Mulut?

Ada satu kondisi yang sering kali ditemui saat berpuasa, yakni bau mulut. Kondisi yang acap dipandang menganggu karena bisa membuat kepercayaan diri menurun itu memiliki nama ilmiah halitosis. Penyebab bau mulut sebenarnya sebagian besar berasal dari rongga mulut itu sendiri karena di dalamnya terdapat sejumlah gigi geligi, lidah, dan mukosa mulut lainnya.

Apabila kita tidak menjaganya, akan timbul kerusakan yang dapat mencetuskan kondisi bau mulut. Bau mulut dapat juga terjadi karena berkurangnya air liur sehingga timbul napas yang kurang sedap. Allah telah memberikan tubuh kepada kita dengan sedemikian sempurnanya. Untuk itu, kita harus selalu menjaganya agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.


Seperti kita ketahui tubuh kita ini merupakan satu kesatuan berbagai organ dan sistem tubuh yang terdiri dari mata, jantung, rongga mulut, dan organ lainnya. Rongga mulut adalah bagian dari tubuh yang memiliki peranan sangat penting karena di sanalah pintu pertama masuknya makanan yang akan dicerna oleh tubuh kita agar kita dapat beraktivitas dan melangsungkan hidup dengan baik. Kesehatan rongga mulut ini dapat dikatakan sebagai miniatur kesehatan seluruh tubuh kita. Terlebih pada saat berpuasa kesehatan rongga mulut jangan terlewatkan untuk dijaga.


Bau mulut merupakan kondisi yang dimiliki oleh setiap individu, namun derajatnya berbeda-beda dari yang tidak mengganggu sampai yang sangat mengganggu orang lain. Pada kondisi yang sudah sangat mengganggu itulah perlu dicari jalan keluarnya karena dapat mengganggu kegiatan kita dalam berkomunikasi dan beraktivitas.


Bau ini timbul karena senyawa volatile sulfur compound yang diproduksi oleh bakteri anaerob yang banyak berdiam pada gigi atau mukosa mulut yang rusak, seperti pada gigi geligi yang berlubang, sisa-sisa akar, karang gigi, peradangan gusi, nanah pada gusi atau mukosa mulut lainnya, tambalan yang sudah rusak dan tidak diperbaiki, berkurangnya air liur. Bau mulut juga bisa akibat seseorang menderita penyakit tertentu misalnya diabetes mellitus yakni terjadi pengurangan pasokan oksigen ke dalam mulut dan dapat menyebabkan perkembangbiakan kuman anaerob menjadi lebih banyak.


Apabila tidak segera dirawat dan kondisinya semakin parah tidak hanya bau mulut yang timbul, tetapi dapat menyebabkan kelainan pada bagian tubuh lain seperti pada organ mata, jantung, hidung, telinga, dan organ lainya. Kita dituntut cermat dalam mengetahui keadaan di rongga mulut kita dan segeralah mendapatkan perawatan apabila terdapat kerusakan atau kondisi yang tidak baik di dalam mulut.



Pencegahan


Kondisi bau mulut yang disebabkan kerusakan bagian-bagian rongga mulut ini akan bertambah buruk pada saat berpuasa disebabkan air liur banyak berkurang jumlahnya. Komponen-komponen yang terdapat dalam air liur turut menjaga kesehatan rongga mulut dan secara otomatis dapat mengurangi bau mulut.


Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat berpuasa untuk mengurangi dan mencegah bau mulut.
  • Agar gigi tetap terjaga kebersihannya, kegiatan menggosok gigi harus tetap dilakukan. Gosoklah gigi minimal sehari dua kali, yakni saat setelah sahur dan sebelum tidur pada malam hari.

  • Jangan lupa untuk menggosok lidah karena lidah terdiri dari papila-papila yang dapat menjadi tempat menempelnya makanan. Papila-papila itu merupakan rumah yang nyaman untuk perkembangbiakan bakteri-bakteri penyebab bau mulut.

  • Kumur-kumur setiap berwudu juga membantu mengurangi bau mulut karena air liur menjadi tidak terlalu pekat dan dirangsang peningkatan jumlahnya. Oleh karena itu pula, banyaklah minum air putih saat berbuka puasa, serta banyaklah mengonsumsi buah-buahan seperti jeruk, tomat, air kelapa, belimbing, dll.

  • Tindakan membersihkan karang gigi juga perlu dilakukan. Pembersihan karang gigi ini dapat banyak membantu mengurangi bau mulut karena bakteri anaerob penghasil senyawa yang berbau tidak sedap banyak tinggal di bagian yang banyak karang giginya. Semakin sempit ruang hidup bagi bakteri anaerob, semakin segar napas mulut kita.

  • Selain itu, segera tambal gigi geligi yang berlubang, juga perbaiki tambalan yang sudah rusak. Mintalah ke dokter gigi Anda untuk membuang sisa-sisa akar gigi yang masih ada karena sisa akar juga merupakan tempat yang nyaman untuk ditinggali bakteri anaerob.

  • Apabila Anda menggunakan gigi tiruan (palsu), jangan lupa untuk selalu membersihkannya.

  • Sebagai tindakan pencegahan, rajinlah memeriksakan diri ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali. Upaya pencegahan ini akan sangat membantu dalam mendeteksi kerusakan yang terdapat di dalam rongga mulut lebih dini sebelum berkembang menjadi kerusakan yang lebih parah dan membutuhkan penanganan yang lebih sulit.

  • Lalu yang tak kalah penting, hindari kebiasaan merokok karena kandungan-kandungan dalam setiap batang rokok dapat memperburuk kondisi kesehatan mulut dan menyebabkan berkurangnya air liur.
Dengan menjalankan pola hidup sehat dan menjaga apa yang telah Allah SWT berikan, insya Allah kondisi tubuh kita akan tetap terjaga dengan baik. Semoga tips ini dapat bermanfaat dan membantu kita semua dalam menjalankan ibadah Puasa. Semoga ibadah Puasa kita diterima oleh Allah SWT. [drg. E. Fitriana Sari, dokter gigi di Poliklinik Daarut Tauhiid Bandung]

Tidak ada komentar: