Jumat, 21 Agustus 2009

Bombardir Provokasi di Dunia Maya

Akhir-akhir ini tulisan Hasan Sastranegara makin provokatif. Kelihatan makin sering menulis di inilah.com dengan objek tulisan yang masih saling berkait : terorisme dan gerakan Islam. Apa motif beliau? Seperti kutipan berikut dari tulisannya yang berjudul Teroris Lebih 'At Home' di Indonesia? :

Ketidakmampuan atau keengganan beberapa negara Asia Tenggara untuk bertindak keras terhadap para ekstremis, bertahannya kamp-kamp pelatihan, dan besarnya jumlah orang yang tertarik pada ideologi Al Qaedah di kalangan kaum Muslim miskin, merupakan faktor-faktor yang menghambat perang melawan terorisme.

Tulisan ini kelihatan manis, jika tidak melihat tulisan-tulisan lainnya. Kenapa? Karena ekstremis di sini yang dimaksud oleh Hasan adalah pihak yang ingin menerapkan syariah dan menegakkan khilafah (lihat Teroris Ingin Menerapkan Syariah dan Menegakkan Khilafah?). Dengan tulisannya yang ini, logikanya, beliau ingin agar negara-negara di Asia Tenggara ini lebih keras dalam 'menggebuk' para pegiat penerapan syariah dan penegakan khilafah.
Belum lagi jika menilik bagian akhir tulisannya :

Pengamat politik Asia Tenggara dari Universitas Nasional Singapura, Bilveer Singh, mengemukakan bahwa meningkatnya tingkat ekstremitas dan terorisme di kawasan Asia Tenggara muncul atas keyakinan dan paham keagamaan yang ingin mencetak ulang tipe ideal Islam zaman Nabi dan generasi Salaf al-Shalih (generasi terbaik sesudah Nabi) secara harfiah dan formal.

Gerakan Islam ini bercorak salafiyah ideologis yang cenderung bersifat tradisional dan konservatif sebagaimana ditemukan dalam gerakan Wahhabiyah, Ikhwanul Muslimin, Jamaat ‘i-islami, dan Taliban, yang menggunakan Islam sama dengan syariah. Bila benar demikian, maka gerakan Islam yang bercorak salafiyah ideologis ini berbeda dengan arus utama gerakan Islam yang menampilkan sifat moderat, tapi lebih cenderung ke arah radikal.

Bukan hanya kelompok tertentu saja yang jadi sasarannya, tapi ajaran islam yang mewajibkan pemeluknya untuk ittiba' kepada Rasulnya juga dituding sebagai sumber utama meningkatnya tingkat ekstremitas dan terorisme. Gerakan yang tidak memisahkan Islam dengan syariahnya dianggap pelopor pelaku ekstremitas dan terorisme ini.
Istilah salafiyah ideologis juga baru muncul pada tulisan beliau ini. Di literatur lain tidak ditemukan. Apakah frase ideologis ini dipaksakan ke salafiyah, atau memeng ada salafiyah yang tidak ideologis?
Lagi-lagi provokasi bahwa arus utama gerakan islam adalah moderat, sehingga pegiat penerapan syariah dan penegakan khilafah dianggap aliran kecil saja (sempalan?) dan bukan mainstream Islam. Persis seperti politik belahbambu penjajah.
Allahu . . . Allahu . . .

Rabu, 19 Agustus 2009

Kosa Kata Jepang Serapan dari Bahasa Indonesia

Tidak hanya bahasa Indonesia yang banyak meyerap bahasa asing. Beberapa Kosakata Indonesia juga ditemukan di dalam bahasa Jepang. Bahkan orang Jepang sendiri banyak yang sudah lupa akan asal kata tersebut.

Kata-kata itu diantaranya sbb:

1. ゴーヤチャンプル (Go-ya Campuru)

Go-ya = Pare, Campuru = Campur (Pare Campur). Adalah makanan populer khas Okinawa dari "campuran" pare, telur dan daging. Selain Go-ya, banyak makanan Okinawa memakai kata "Campuru" seperti: パパヤーチャンプル (Papaya Campuru) dan 豆腐チャンプルー (To-fu Campuru). Okinawa karena letaknya lebih dekat ke Indonesia banyak memiliki kosakata mirip Indonesia seperti "Ubi" dan "Panas".

Go-ya Campuru

2. ウルトラマンティガ (Urutoraman Tiga)

Urutoraman = Ultraman, Tiga = tiga (3) bahasa Indonesia. Artinya "Ultraman generasi ke tiga" (kayak iPhone 3G aja!) .

Urutoraman Tiga

3. のるかそるか (Noruka Soruka)

Noruka = Neraka, Soruka = Sorga.Sering dipakai orang Jepang kalau menghadapi situasi yang tak pasti "buntung atau untung"-nya, neraka atau surga. (Tapi kalau ditelusuri lagi, kata-kata ini diimpor Indonesia dari Sanskrit).

Noruka Soruka

4. じゃがいも(Jaga Imo)

Jaga = Jakarta, Imo = Ubi. Artinya "kentang". Awalnya disebut "ジャガタライモ" (Jagatara Imo). Kentang masuk ke Jepang lewat Belanda 400 tahun lalu yang membawa bibitnya dari Batavia ("Djakatra", "r" dan "t" terbalik, adalah cara orang Portugis menyebut Jakarta).

Jaga Imo

5. あらま~(Arama~)

Kata yang keluar spontan dari mulut wanita Jepang kalau kaget. Seperti あらまびっくり(Arama = Alamak, Bikkuri = Kaget). Artinya dalam bahasa Minang "Alamak Takajuik (Ambo)". [Sumber : catatan Rudi Raymond]

Teroris Ingin Menerapkan Syariah dan Menegakkan Khilafah?

Ada yang menarik dicermati dari tulisan di situs inilah.com pada bagian citizen jurnalism yang dipublikasikan pada 18/08/2009. Hasan Sastranegara (hasan_sastranegara06@yahoo.com), sang penulis artikel "Noordin Manfaatkan Radikalisme Agama?" mengungkapkan bahwa metode kekerasan adalah refleksi dari kelompok muslim fundamentalis yang bertujuan jangka pendek penerapan syariat (ditulis shariat) Islam, dan tujuan jangka panjangnya mendirikan khilafah islamiyyah.
Berikut kutipannya :

Metode kekerasan yang dipakai teroris sel Noordin adalah refleksi dari kelompok muslim fundamentalis atau radikalis Muslim. Jamaah Islamiyah dan sempalannya adalah gerakan radikal Islam atau Islamis fundamental yang merupakan pengikut harakah Islamiyah yang secara aktif berusaha menjadikan Shariat Islam diimplementasikan di dalam satu negara, dan mendirikan negara Islam yang diatur berdasarkan hukum-hukum Islam, baik secara terang-terangan maupun dengan sembunyi-sembunyi.

Semua ini merupakan tujuan 'jangka pendek' dari mayoritas kelompok Islamis ekstrem. Adanya suatu negara sangat penting bagi mereka, karena hanya negara (pemerintah) yang bisa menjamin dan memaksakan terlaksananya hukum Islam secara menyeluruh di semua bidang kehidupan (kaffah), baik dalam kehidupan pribadi maupun publik.

Dengan kata lain, radikalis atau fundamentalis Islam dalam skala tertentu, setelah mencapai kekuatan besar, menginginkan kekuasaan (power) untuk memaksa manusia melaksanakan perintah-perintah Tuhan dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Oleh karena itu, mayoritas radikalis atau fundamentalis Islam berusaha keras mengambil alih negara, baik secara legal melalui cara-cara koersi dan hegemoni, maupun dengan kekerasan melalui teror, revolusi, atau kudeta.

Tujuan jangka panjang mereka adalah mendirikan khilafah Islamiyah, yang menyatukan seluruh kaum Muslim di dalam satu pemerintahan yang melampaui ikatan-ikatan dan batas-batas kesukuan, etnis, dan bangsa, di bawah pimpinan seorang khalifah!

Ada beberapa pertanyaan yang menggelitik di benak saya.

Dari judul tulisan mengenai radikalisme agama, ke arah mana pernyataan tersebut? Ada tendensi bahwa Islam mengajarkan terorisme atau ingin memberi stigma bahwa Islam adalah agama teroris?

Benarkah aksi teror itu dilakukan oleh Nurdin dan jaringannya? Kenapa sampai sekarang tidak ada yang mengklaim sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap aksi itu? Karena teroris itu biasanya mengungkapkan pengakuan mereka setelah berhasil melakukan aksi. Tujuannya adalah untuk memperbesar efek teror dan ketakutan secara luas.
Adakah Jama’ah Islamiyah itu? Istilah Jamaah Islamiyah ini seperti hantu yang gentayangan. Karena istilah ini sendiri telah disangkal keberadaannya oleh Ust. Abu Bakar Ba’asyir yang dituding sebagai pendirinya.

Lalu siapakah islam radikal, islam fundamental, islam ekstrim itu? Terminologi islam radikal, islam fundamental, islam ekstrim sejauh ini berasal dari wacana media asing yang ditujukan kepada kelompok pihak yang memusuhi kepentingan negara-negara asing. Bahkan perjuangan rakyat palestina yang ingin memerdekakan diri dari penjajahan Israel juga dikategorikan sebagai radikalisme, fundamentalisme, bahkan terorisme. Dan istilah ini bisa ditujukan kepada pihak mana saja yang tidak sesuai dengan kepentingan media dan negara tersebut.
Istilah ini pula yang dipakai untuk mengkotak-kotakkan ummat Islam untuk memecah belah mereka dengan metode belah bambu. Ummat Islam yang satu dituding sebagai radikal, fundamentalis, ekstrim agar dimusuhi oleh islam moderat, ramah, inklusif.
Benarkah teroris itu ingin menerapkan syariat Islam dan menegakkan khilafah? Sayangnya, sampai sekarang klaim penerapan syariah islam, penegakan khilafah islam ini tak pernah dilakukan sendiri secara terbuka kepada publik oleh para teroris. Informasi itu datang dari satu fihak, yaitu aparat keamanan. Bahkan terkesan seolah dipaksakan, karena secara logika, klaim itu jelas nggak nyambung. Aksi teror justru kontradiksi dengan tujuan di atas.
Negara bukanlah bangunan fisik, tetapi keyakinan, pemahaman, dan tolak ukur yang diterima oleh rakyat. Logikanya jika ingin menegakkan khilafah, mestinya jalan yang ditempuh bukan jalan fisik dan teror. Sebab, jalan seperti ini tidak akan pernah bisa mengubah keyakinan, pemahaman, dan tolak ukur yang diterima oleh umat. Bahkan tidak mengubah apapun selain kehancuran. Yang bisa mengubahnya adalah jalan dakwah. Aksi fisik dan teror, selain bertentangan dengan hukum Islam secara umum, juga bertentangan dengan metode perjuangan Rasulullah Saw dalam mengubah masyarakat menjadi masyarakat Islam.

Wallahua’lam.

Selasa, 11 Agustus 2009

Sony Sugema vs Imam Sugema

Abdullah bin Mas'ud dan Abdullah bin Ubay memiliki nama yang sama, Abdullah. Namun keduanya jelas berbeda dalam loyalitasnya kepada Rasululah Saw dan apa yang dibawanya.

Memperhatikan pernyataan yang disampaikan oleh Sony Sugema, seorang pengamat ekonomi syariah, dalam sebuah konferensi pers tentang Seminar Internasional Ekonomi Syariah di Jakarta Kamis pekan ini, terlihat perbedaan pandangan dengan Sugema lain yang juga seorang ekonom, Imam Sugema.

Perbedaan itu akan terlihat jelas jika menilik pernyataan Imam Sugema dalam sebuah acara launching Manifesto HTI di Wisma Antara beberapa waktu lalu. Dalam komentarnya sebagai panelis ketika itu tersirat kesangsiannya mengenai penggunaan mata uang logam (emas/dinar dan perak/dirham). Beliau mengutarakan banyaknya ketidakpraktisan dalam teknis penggunaan mata uang logam itu dalam transaksi sehari-hari, sebagaimana juga kita dapatkan dalam pelajaran ekonomi di sekolah mengenai perubahan penggunaan mata uang logam ke mata uang kertas atau surat berharga.

Pernyataan Imam ini berbeda dengan pernyataan koleganya, Sony, padahal mereka berdua sama-sama ekonom. Bahkan sama-sama Sugema. Walaupun persamaan yang terakhir ini tidak ada hubungan dengan ilmu mereka. Dalam konferensi pers yang dikutip situs eramuslim.com, Sony justru mengungkap kerugian dalam menggunakan uang kertas dan mendorong umat islam kembali menggunakan uang dinar.

Berikut kutipannya:

Umat Islam di Indonesia harus melek dengan ekonomi syariah. Khususnya, soal manipulasi uang kertas yang terus membuat rakyat Indonesia menjadi miskin.
“Umat Islam harus kembali kepada ekonomi syariah dalam bermuamalah sehari-hari!” ujarnya. Menurut Sony, alat tukar uang kertas selalu memberikan nilai inflasi senilai 10 persen tiap tahun. Dan kalau pun seseorang mendepositokan uangnya dalam satu tahun, ia hanya dapat bunga sebesar 6 persen. Jadi, masih menurut Sony, ada tekor sebesar 4 persen. Belum lagi dosa riba yang tergolong dosa besar menurut ajaran Islam.
Uang kertas yang dimaksud Sony adalah tanpa kecuali. Bisa rupiah, dolar Amerika, dan lain-lain.
Ia memberikan ilustrasi betapa umat Islam telah rugi besar dengan menyimpan uang kertas. “Jika dilihat tahun 97, ongkos naik haji sebesar 7 juta lima ratus ribu atau senilai 3.300 dolar Amerika, atau senilai 310 dinar. Tapi sekarang, ONH sama dengan 300 dolar dan hanya 100 dinar,” papar Sony.
Lebih lanjut ia mengilustrasikan, sejak di masa Rasulullah, harga kambing senilai satu dinar. Dan sekarang, setelah 14 abad lebih, harga kambing tetap senilai satu dinar.
“Karena itu, saatnya umat Islam kembali ke dinar seperti yang dicontohkan Rasulullah saw. dan para sahabat,” ajak Sony yang juga pengurus gerai dinar di Jakarta.

Ternyata, rambut boleh sama hitam, sama profesi, bahkan nama, namun tidak menjamin seseorang itu sama pula pemikiran dan pemahamannya. Wallahua'lam.

KONFERENSI KHILAFAH DIGELAR DI SELURUH DUNIA ; PENDUKUNG SEKULERISME MERADANG

Seruan penegakan Khilafah dikumandangkan di seluruh dunia. Bertepatan dengan peristiwa Isra’ Mi’raj , pada bulan Rajab juga, Khilafah Islam dihapuskan oleh Kamal At Tartuk dengan bantuan negara imperialis Inggris. Untuk mengingatkan kembali kewajiban penegakan Khilafah dan mengokohkan perjuangan penegakan Khilafah bersama ummat , Hizbut Tahrir mengorganisir konferensi Khilafah di berbagai belahan dunia.

Indonesia
Di Indonesia, sekitar 7.000 ulama hadir dalam Muktamar Ulama Nasional (MUN) di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (21/7). Mereka sepakat untuk mendukung perjuangan menegakkan syariah dan khilafah. Wujud dukungan para ulama itu dituangkan dalam Mitsaq al-Ulama (Piagam Ulama).

Palestina
Konferensi juga diberlangsungkan berbagai daerah di Palestina termasuk di jalur Gaza. Ribuan anggota dan pendukung Hizbut Tahrir berkumpul untuk mengikuti festival publik bertema, “Khilafah, Mengalahkan Musuh Kalian dan Sumber Kemuliaan Kalian” di jalan Salahuddin, Jalur Gaza, Senin, 20/07/09.
Sementara itu, di daerah Halhul, Palestina, yang sedianya akan digelar pada hari Rabu, 22/07/09, dicegah oleh Otoritas Sekular Palestina. Pihak keamanan menjaga ketat dan menutup tempat digelarnya pembicaraan seputar seruan penegakkan kembali Khilafah.

Ukraina
Di Ukraina, sekitar 800 orang memadati kursi Teater Ukraina menghadiri Konferensi Khilafah yang diadakan oleh Hizbut Tahrir Ukraina, Ahad, 19/07/09. Konferensi kali ini mengangkat tema, “Dari Penindasan dan Ketidakadilan Kapitalisme Menuju Cahaya Islam”.

Amerika Serikat
Acara yang sama digelar di jantungnya Kapitalisme dunia Amerika Serikat. Ratusan orang memadati tempat duduk yang tersedia di Hotel Hilton, Chicago. Konferensi Khilafah ini merupakan yang digelar pertama kalinya secara terbuka oleh Hizbut Tahrir Amerika, Ahad, 19/07/09. ABC TV Amerika menyebutkan sekitar 700 orang ikut serta dalam konferensi tersebut
Konferensi yang mengangkat tema, “Keruntuhan Kapitalisme dan Kebangkitan Islam” ini untuk memperkenalkan Islam sebagai solusi alternatif untuk menggantikan kapitalisme yang kini telah gagal.
Khilafah menjadi perbincangan hangat, baik sebelum penyelenggaraan konferensi maupun setelah digelarnya konferensi. Sebagian kalangan yang benci Islam merasa gerah dengan adanya penyelenggaraan konferensi ini. Belasan orang melakukan protes di depan Hotel Hilton. Mereka mempertanyakan alasan kelompok Hizbut Tahrir diizinkan menggelar konferensi. Padahal, sekelompok orang yang berdemo itu menyebutkan dirinya pengusung demokrasi.

Kanada
Khilafah juga siap menggentarkan Kanada. Anggota Hizbut Tahrir di Kanada menjadi tuan rumah Konferensi Khilafah di Mississauga untuk membicarakan penegakkan kembali Khilafah. Konferensi yang akan digelar pada Jumat, 31/07/09 ini memberitahukan keberadaan Hizbut Tahrir di Kanada untuk pertama kalinya kepada publik. Pengamat, Medeliene Gruen menyebutkan, seperti Hizbut Tahrir Amerika, ini menunjukkan transisi baru ke tahap kedua dari tiga tahap strategi HT.
Sebagian pihak Barat dan mengatasnamakan pembela kebebasan mulai meradang mendengar kabar adanya konferensi yang akan digelar di Ontario, Kota Mississauga, Kanada itu. Lagi-lagi, para pembenci Islam terus melancarkan propaganda buruk untuk menjauhkan masyarakat dunia dari seruan cahaya Islam tersebut.. Responsible for Equality and Liberty (REAL) meminta beberapa pihak untuk membatalkan kegiatan intelektual oleh Hizbut Tahrir itu digagalkan.

Bangladesh
Upaya menghalangi penegakan Khilafah juga dilakukan rezim sekuler Bangladesh. Hizbut Tahrir Bangladesh berencana mengadakan konferensi nasional di Dhaka, Selasa, 21 Juli 2009. Pada waktu yang telah dijadwalkan, yakni pukul 04:00 waktu setempat, lebih dari 1.000 anggota dan pendukung partai berkumpul di tempat diselenggarakannya konferensi. Namun, polisi mencoba menghentikan konferensi yang mengangkat tema, “Khilafah untuk Bangladesh” tersebut.
Polisi menghalangi ribuan kaum Muslim yang memenuhi seruan Hizbut Tahrir untuk menghadiri konferensi tersebut dan polisi juga mengunci pintu-pintu aula. Menyikapi hal tersebut, pihak jurubicara berkata, “Kekuatan penjajah kafir telah gagal untuk menyembunyikan seruan Khilafah dan begitu juga agen-agen mereka.” Pihak polisi meminta orang-orang meninggalkan tempat yang telah direncanakan.

Turki
Kepolisian menangkap 200 aktivis Hizbut Tahrir di Turki, dua hari sebelum pelaksanaan Konferensi Khilafah yang sedianya akan digelar Ahad, 26/07/09. Penangkapaan itu dilakukan pada hari Jumat secara serentak di 23 provinsi. Seperti halnya di negeria-negeri lainnya, Hizbut Tahrir di Turki berencana akan menggelar Konferensi Khilafah yang dijadwalkan pada hari Ahad, 26/07/09 di Istambul. Tema yang diangkat adalah, “Kondisi Dunia Islam dan Langkan Menuju Khilafah”.
Rupanya penguasa Turki merasa ketakutan dengan gencarnya seruan penegakkan Khilafah di negeri bekas kekuasaan Khilafah Utsmani itu dengan menuduh HT sebagai organisasi teroris. Namun, semua pihak mengetahui termasuk yang dikutip beberapa media internasional, gerakan yang lahir pada tahun 1953 ini tak pernah terbukti menggunakan kekerasan dalam perjuangannya. Penangkapan itu sebagai bukti kekalahan intelektual penguasa rezim Turki yang tidak mampu menghadapi ajakan debat intelektual dari Hizbut Tahrir.
“Kami do’akan agar ALLAH Swt. memberikan kesabaran untuk bisa melalui ujian ini. Allah Swt. menguji mereka yang Ia cintai. Penahanan ini merupakan aksi pemerintah Turki yang gelap mata dan menunjukkan kekuatan Hizb ut Tahrir dan tingginya intensitas seruan menuju Khilafah di Turki,” komentar salah satu situs hizbut tahrir.
“Erdogan dan jajaran pemerintahnya harus tahu bahwa penahanan ini tidak akan menghentikan datangnya kemenangan dari ALLAH Swt. dan kembalinya Khilafah,” tambahnya lagi.

Inggris
Ribuan orang menghadiri Konferensi Nasional Hizbut Tahrir Inggris, “Perjuangan untuk Islam dan Seruan untuk Khilafah”, di London, Ahad, 26/07/09. Di tengah-tengah kampanye barat untuk mencegah seruan penerapan syariah dan khilafah, kaum Muslim di Inggris berbicara untuk menyampaikan pesan-pesan kepada dunia, baik Muslim maupun non-Muslim. Mereka juga menawarkan solusi Islam dalam segala aspek kehidupan yang diterapkan oleh Khilafah sebagai alternatif kapitalisme yang kini telah gagal.
Konferensi dibuka oleh Dr. Abdul Wahid, Ketua Komite Eksekutif Hizbut Tahrir Inggris, yang berbicara tentang peningkatan propaganda anti-Islam di Barat dan dunia. Menurutnya, dengan penggunaan isu terorisme dan ekstrimisme pemerintah Barat telah memulai sebuah kampanye untuk mencegah dunia Muslim mendirikan pemerintah Islam, yakni Khilafah, yang akan membebaskan dunia Muslim dari teror dan hegemoni Barat. Seriap hari, umat Islam terkena penghinaan dan serangan di media dalam masalah aqidah, hijab, syariah dan Khilafah.
Berkembangnya seruan untuk Khilafah di dunia Muslim telah menyebabkan meningkatnya kegelisahan di kota-kota Barat. Untuk menggagalkan seruan ini, Barat mendukung para penguasa boneka untuk melakukan semua hal dalam menghentikan pekerjaan politik Hizbut Tahrir. Walaupun berbagai penyiksaan dan teror kepada para anggota Hizbut Tahrir, usaha hizb terus tumbuh dan seruan untuk Khilafah itu kini diemban oleh jutaan umat Muslim di seluruh dunia.